Lidahbisa berbohong, tapi hati siapa yang tahu; Tak ada yang benar, dan tak ada yang salah; Doa Menyembelih Qurban; Pentingnya Niat dalam Amal; Doa Keluarga Sakinah Agustus (6) Juli (1) Mei (2) April (3) 2014 (3) November (1) Oktober (1) Mei (1)
. PERKARA hati memang sulit. Tidak seperti amal perbuatan yang bisa dilihat orang kain, hanya kita sendiri yang tahu mengenai hati kita, sehingga lebih mudah untuk kita tergelincir pada penyakit hati saat sedang khilaf terlupa kalau kita selalu ada dalam pengawasan Allah Azza wa jalla.“Ingatlah bahwa di dalam jasad itu ada segumpal daging. Jika ia baik, maka baik pula seluruh jasad. Jika ia rusak, maka rusak pula seluruh jasad. Ketahuilah bahwa ia adalah hati” HR. Bukhari MuslimBeberapa hari yang lalu menemukan suatu ulasan tentang beberapa penyakit hati dan tips menghindarinya, yang ternyata sepertinya sering muncul di hati kita saya tanpa disadari ’, menggerogoti amal perbuatan baik yang telah kita lakukan sebelumnya, Naudzubillahi min dzalik. Bahas satu persatu Takabbur Takabbur itu sombong. Dalam islam, sombong itu menolak kebenaran dan meremehkan orang lain. Menganggap diri paling benar, yang lain salah. Paling pintar, paling tahu. Yang mengerikan adalah, betapa berat perkara sombong ini, hingga seseorang tidak dapat masuk surga selama ada kesombongan dalam hatinya neski sebesar biji sawi. Tips menghindarinya? Buang jauh-jauh anggapan kalau kita yang paling baik, paling benar, paling tahu. Karena bisa saja memang bukan demikian Riya,’ Riya’ itu, melakukan suatu perbuatan agar dipuji manusia, bukan karena Allah SWT. Nah ngerinya adalah, riya bisa muncul sebelum, sedang, atau setelah amalan. Serem kan?3. Ujub Ujub ialah mengagumi diri sendiri, merasa lebih’ dari yang lain. Mungkin orang jamak berpikir ini sama dengan sombong. Beda ujub dari takabbur atau sombong adalah, pada ujub tidak didapatkan penolakan terhadap tentu tidak selalu, namun bisa jadi seseorang itu menjadi ujub karena dipicu oleh Mendapatkan banyak pujian-pujian dari orang lain Banyak berhasil beberapa kali Memiliki wewenang besar dan langka, yang bila dimanfaatkan akan sangat memudahkan yang biasanya sulit Terkenal Memiliki banyak pengetahuan Fisik dan penampilan yang baik dan menarik Dan makanya, hati-hati terhadap nikmat, karena bisa saja itu jadi ujian kalau kita ngga kuat mental trus terlena melayang ke awang-awang. Padahal kita apa atuh, cuma debu beterbangan di alam semesta ini. Kalau ujub mulai datang, artinya kita mulai lupa dari mengingat Allah yang Maha Besar, Maha segala-galanya.“Bagi Allah semua kerajaan langit dan bumi dan apa yang ada di antaranya.” QS. Al Maidah 120Rasulullah Saw bersabda, “Tiga hal yang membinasakan Kekikiran yang diperturutkan, hawa nafsu yang diumbar, dan kekaguman seseorang pada dirinya sendiri.” HR. Thabrani4. Sum’ah Sum’ah berasal dari kata sama’a yang artinya memperdengarkan. Jadi maksudnya, memperdengarkan orang lain mengenai amal baik kita. Trus apa ya bedanya dengan riya’? Nah ini yang baru saya tahu, kalau sum’ah, amal ibadahnya benar diniatkan karena Allah, tapi dibicarakan pada SAW memperingatkan dalam haditsnya, “Siapa yang berlaku sum’ah maka akan diperlakukan dengan sum’ah oleh Allah dan siapa yang berlaku riya maka akan dibalas dengan riya.” HR. BukhariDiperlakukan dengan sum’ah oleh Allah maksudnya adalah, diumumkan aib-aibnya di akhirat. Sedangkan dibalas dengan riya, artinya diperlihatkan pahala amalnya, namun tidak diberi pahala adzim, naudzubillahi min dzalik Hasad Hasad ialah merasa iri terhadap nikmat yang dimiliki orang lain, diiringi harapan agar nikmat itu hilang atau bwrpindah kepadanya. Hasad hukumnya haram, baik dalam hal duniawi atau hal agama. Apalagi kalau hasad itu disertai tindakan, perbuatan, atau ucapan, langsung atau tidak Taqtir Taqtir artinya kikir, tidak mau mengeluarkan harta meskipun perkara wajib.“Sekali-kali janganlah orang-orang yang bakhil dengan harta yang Allah berikan kepada mereka dari karuniaNya menyangka, bahwa kebakhilan itu baik bagi mereka. Sebenarnya kebakhilan itu adalah buruk bagi mereka. Harta yang mereka bakhilkan akan dikalungkan kelak di lehernya pada hari kiamat. Dan kepunyaan Allah-lah segala warisan yang ada di langit dan di bumi. Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.” QS. Ali Imran 180“Dan adapun orang-orang yang bakhil dan merasa dirinya cukup, serta mendustakan pahala yang terbaik, maka kelak Kami akan menyiapkan baginya jalan yang sukar” QS. Al Lail 8-107. Panjang angan-angan Bahaya dari panjang angan-angan ialah, seseorang akan terlalu fokus terhadap sesuatu yabg diangankan hingga melalaikan kewajiban yang seharusnya dilakukan, seakan-akan ia memiliki banyak waktu, tidak segera mempersiapkan bekal untuk hari akhir.“Orang berakal adalah yang tidak panjang angan-angannya. Karena, siapa saja yang kuat angan-angannya, maka amalnya lemah. Siapa saja yang dijemput ajalnya, maka angan-angannya pun tidak ada gunanya. Orang berakal tidak akan meninggal tanpa bekal; berdebat tanpa hujah dan berbenturan tanpa kekuatan. Dengan akal, jiwa akan hidup; hati akan terang; urusan akan berjalan dan dunia akan berjalan.” Ibn Hayyan al-Basti, Raudhatu al-Uqala’ wa Nuzhatu al-Fudhala’Nah itu tadi beberapa penyakit hati yang mungkin seringkali muncul tanpa kita sadari. Makanya terus istighfar dan berdoa pada Allah agar hati kita selalu muqallibal quluub, tsabbit qalbi ala diinik, ala tho’atiq alal iimaan. []
Jakarta - Renungan Islam bersama cendikiawan muslim Quraish Shihab kali ini mengangkat tema tentang manusia. Dari sekian banyak uraian Alquran menyangkut manusia dan tuntunannya, menurut Quraish Shihab ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Salah satunya mengenal dirinya sendiri. Bolehkah Daging Aqiqah Dibagikan dalam Bentuk Mentah? Ini Pandangan Imam Syafi'i Ya Muqollibal Qulub Artinya Yang Maha Membolak-balikkan Hati, Ketahui Hikmahnya 10 Bacaan Wirid dari Imam Al-Ghazali Lengkap Arab, Latin dan Artinya Sejak dulu, sebelum hadirnya agama Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW, sudah dikenal ugkapan siapa yang mengenal dirinya, dia akan mengenal Tuhannya. Nabi Muhammad SAW juga bersabda,"Allah merahmati orang yang mengenal dirinya. Bahkan Allah merahmati orang yang tahu kadar dirinya." Siapakah kita manusia? Menurut pakar tafsir Quraish Shihab, banyak definisi tentang manusia. Ada beberapa hal yang hendaknya bisa disepakati bersama dalam konteks memahami siapa kita dan siapa manusia. Pertama, manusia adalah makhluk sosial. Dimana manusia masih membutuhkan orang lain. Kedua, kita insan. Kata ini memiliki tiga makna. Diambil dari kata nisi, lupa. Manusia makhluk yang bisa lupa. Tidak hanya lupa, manusia juga makhluk yang bisa yang mengenal dirinya, dia akan mengenal Tuhannya.* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Jika hati mudah diterka, tak akan ada kalimat tanya yang menyeruak. Kalimat yang jika hilang satu kata tidak ada masalah padanya, masih banyak kata pengganti yang bisa dipasangkan mesti makna tak lagi sama. Lain hal jika hati yang kehilangan jati dirinya, entah apa yang hilang, bisa berupa kelembutan, kepekaan atau masih banyak hal lain lagi. Hati yang mulai tak merasakan nikmat iman saat kalamullah terdengar, akankah bergetar atau hati yang tetap acuh dan melenggang santai? ataukah hati yang sulit peka terhadap hikmah yang ditampakan pada sisi kehidupannya akankah tetap sama masih melenggang dengan santai? Hati ibarat sebuah cermin jika tidak kita bersihkan semakin tertuplah hati oleh debu-debu kotor yang melekat pada permukaanya, tiadalah sinar terpantul atau masuk kedalamnya jika debu tak segera disingkirkan, tertutuplah segala nikmat ilmu, iman dan hidayah yang akan masuk padanya. Hati yang semakin hari semakin tebal oleh debu-debu kemaksiatan, maka tanya pada hati jika telah seperti itu siapa yang tahu sampai mana hati akan kembali bersih dan merasakan cahayaNya. Tidak ada yang tahu apa yang terjadi pada hati manusia, tidak terjamah dan tak terlihat, hanya diri dan Allah yang tahu sampai dimana hati ini berkerja, tidak bisa bersandiwara dan memalingkan atas segala apa yang terjadi, apakah hati tetap sibuk bermaksiat atau telah rehat akan segala bentuk kedzaliman diri. “Allah telah mengunci mati hati dan pendengaran mereka, dan penglihatan mereka ditutup. Dan bagi mereka siksa yang amat berat” QS. Al-Baqarah 7 Sampai dimana hati akan terus mengembara dalam jurang kemaksiatan, jika hati mengabaikan sebuah kemaksiatan kecil yang terus berulang ulang akankah hati menjadi keras ? seolah olah tak berdosa, merasa diri masih layak untuk disebut hamba, akankah sombong wahai hati yang banyak sudut kelemahannya. Carilah dan ambil kembali jati diri hati yang menghilang, dan biarkan ia terpupuk menjadi sebuah lentera yang jika diberi cahaya maka akan menyinari setiap sudut gelap dalam dirinya, menjadi sebuah cermin yang jika diberika sinar maka akan memantulkan kembali sinar itu kepada sekitar. “Allah Pemberi cahaya kepada langit dan bumi. Perumpamaan cahaya Allah, adalah seperti sebuah lubang yang tak tembus yang di dalamnya ada pelita besar. Pelita itu di dalam kaca dan kaca itu seakan-akan bintang yang bercahaya seperti mutiara, yang dinyalakan dengan minyak dari pohon yang berkahnya, yaitu pohon zaitun yang tumbuh tidak di sebelah timur sesuatu dan tidak pula di sebelah baratnya, yang minyaknya saja hampir-hampir menerangi, walaupun tidak disentuh api. Cahaya di atas cahaya berlapis-lapis, Allah membimbing kepada cahaya-Nya siapa yang dia kehendaki, dan Allah memperbuat perumpamaan-perumpamaan bagi manusia, dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.” QS. An-Nur 35 Sebelum terlambat wahai hati mohon ampun dengan segala pengharapan dan rasa takut kepada Allah, karena Allah lah yang dapat membolak balikan hati manusia. Wallahu a’lam bissawab.
Siapa yang dapat menyelami seberapa dalamnya hati seseorang? Bila kita melihat seseorang tersenyum apakah dia benar-benar bahagia?Bila seseorang menangis adakah itu bererti dia sedang bersedih? adakah kenyataannya seperti yang kita lihat?Hati, tidak ada seorangpun yang mampu meneka dengan pasti sedalam mananya hati kita sendiri, kadangkala kita tidak dapat memahami apa yang ada di dalam hati. Apa yang dilihat di luar belum tentu itu mencerminkan apa yang ada di dalam hati . Bukan bererti perlu hipokrit tetapi kadang – kadang orang lain tidak perlu tahu apa yang sebenarnya kita rasakan saat kita bahagia tidak perlu kita memperlihatkan kebahagian itu secara berlebihan kepada orang lain. Ketika kita bersedih tidak perlu juga mereka mengetahui seberapa sakit yang menimpa kita hingga membuat kita juga ketika hati kita merasa jengkel , jangan sampai orang lain kena kita sendiri yang mengetahuinya dan Allahlah tempat kita menumpahkan segala rasa yang ada di hati, hanya Allah tempat kita mengadu, tempat kita berserah diri. “Cukuplah Allah menjadi Penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik Pelindung.” Waktu ini, disuatu tempat ada hati yang begitu bahagia, seolah – olah ia ingin tersenyum setiap di sana ada hati yang berbunga-bunga kerana akan memiliki apa yang sangat dia harapkan selama ini, dia sedang menunggu hari besar dalam dapat membayangkan bagaimana hati yang dipenuhi dengan kebahagiaan, kesenangan dan suka sebaliknya, disini ada hati yang terluka kerananya, sedih kerana kebahagiaan yang dirasakan dia bahawa ada hati yang sakit disaat dia sedang merasakan kebahagiaan yang sempurna?Tahukah dia bahawa ada seseorang ingin menangis ketika dia tersenyum dan ketawa?Dalamnya hati siapa yang tahu?Senyum kita masih ada, tawa kita kadang masih terlihat dan gurauan itu juga masih kita berikan kepada setiap orang di dekat kita, tidak ada yang tahu bahawa disebalik apa yang mereka lihat dari mimik wajah & tingkah laku kita sebenarnya kita sedang ingin menangis saat itu, tetapi tidak ada yang tahu tentang Allah dan kita sahaja yang mengetahui dalam hati, hanya Allah tempat kita mengembalikan semua rasa di dalam hati, hanya Allah pengubat sakit & lara hati ini .Hanya dengan mengingat Allahlah kita berusaha menenangkan hati ini ketika kebahagiaan seseorang merenggut kebahagian kita, ketika tidak ada seorangpun yang memahami perasaan dalam hati kita. “Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Manusia bisa dibilang yang paling susah untuk dimengerti, itu diperkuat dengan peribahasa dalamnya laut dapat diukur, dalamnya hati siapa tahu. manusia suka beda di mulut, beda di hati. Ada banyak alasan mengapa manusia seperti itu. Alasannya manusia ingin menutupi yang sebenarnya, manusia ingin membohongi dirinya dan orang lain, manusia yang memiliki sifat pembohong, dll. Memang tidak semua manusia seperti itu. Manusia pasti memiliki alasan atas yang diucapkan dan nikmat jika sudah mengetahui jati diri sendiri, manusia tidak akan kebingungan dengan dirinya sendiri, lalu manusia akan saling mengerti satu sama lain, karena permasalahan yang dihadapi manusia selalu sama, hanya perbedaan tingkat kesulitan permasalahan yang dihadapi dan waktu menerima masalah. Tentu saja bagaimana cara manusia menyelesaikan masalah sangat berpengaruh terhadap jati diri yang akan diperoleh. Sudut pandang manusia terhadap masalah akan menentukan solusi atau cara yang dipilih untuk menyikapi masalah. Manusia bisa saja menyimpan permasalahannya di dalam peti dan mengunci dengan rapat tanpa mengusik sedikitpun, manusia juga bisa langsung bereaksi dengan masalahnya, misalnya panic, depresi atau stress, manusia seperti itu akan kesusahan untuk menemukan solusi, karena manusia yang terlanjur panic dalam menghadapi masalahnya sedang berada dibawah control. Sehingga manusi yang panic hanya memikirkan masalah dan diri sendiri terus menerus sehingga lupa untuk memikirkan solusi dari masalahnya, orang seperti ini harus didampingi. Manusia juga bisa langsung bergegas menyelesaikan masalah yang dihadapi, ini adalah manusia super. Namun manusia terkadang membutuhkan waktu untuk menenangkan diri dari lingkungan karena masalah yang dihadapi. Manusia memang tidak bisa berpikir jernih jika berada dalam emosi yang tidak stabil. Emosi manusia juga berubah setiap saat, sesuai dengan apa yang ada di dalam diri dan di luar dirinya. Emosi muncul ketika ada gejolak dalam dirinya atau saat berhubungan dengan orang lain. Semua emosi yang dimiliki manusia sangat berguna dalam hidup manusia sehingga manusia bisa bertahan hidup. Namun, orang sering menilai emosi yang tidak menyenangkan sebagai emosi negative, akhirnya manusia merasa tidak boleh mengalami emosi negative dan hanya boleh merasakan emosi senang. Pada penelitian emosi dari tahun 1993-1998 di berbagai budaya di Indonesia bagian Barat dan Tengah menyimpulkan bahwa segala emosi yang dicap negative berkaitan dengan reaksi negative orang lain yang melihat. Orang yang senang akan disambut senang. Orang yang sedih akan menimbulkan reaksi sedih dari orang lain. Jadi, lingkungan bisa merubah emosi kita dan kita juga bisa merubah emosi lingkungan. Lihat Cerpen Selengkapnya
hati manusia siapa yang tahu